Mengenal Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD

Ilustrasi Model Pembelajaran STAD

Pada kesempatan kali ini gameseducationary akan mengulas mengenai salah satu jenis model pembelajaran yang dinilai efektif dalam menjadi metode alternative dalam kelas yaitu metode pembelajaran STAD atau lebih dikenal dengan Student teams-achievement divisions. Model pembelajaran STAD merupakan strategi pembelajaran Kooperatif di mana kelompok kecil pelajar dengan berbagai tingkat kemampuan bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Model pembelajaran STAD diinisiasi oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya di Universitas Johns Hopkins.

STAD dianggap sebagai salah satu yang paling diteliti, sederhana dan mudah dari semua pembelajaran kooperatif. Ini didirikan berdasarkan pemenuhan pengajaran pedagogi. Ini digunakan dalam memenuhi tujuan instruksional yang terdefinisi dengan baik. Ini adalah strategi pembelajaran di mana ada sekelompok kecil pembelajar dengan berbagai tingkat kemampuan, di mana mereka semua berkumpul untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.

Kelebihan Model Pembelajaran STAD

Dalam Student Teams-Achievement Divisions (STAD) (Slavin, 1994a), siswa ditugaskan ke tim belajar empat anggota yang dicampur dalam tingkat kinerja, jenis kelamin, dan etnis. Guru memberikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Akhirnya, semua siswa mengambil kuis individu pada materi, pada saat dimana mereka tidak dapat saling membantu.

Nilai kuis siswa dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya, dan poin diberikan berdasarkan tingkat di mana siswa memenuhi atau melampaui kinerja mereka sebelumnya. Poin-poin ini kemudian dijumlahkan untuk membentuk skor tim, dan tim yang memenuhi kriteria tertentu dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lainnya. Dalam metode terkait yang disebut Teams-Games-Tournaments (TGT), siswa bermain game dengan anggota tim lain untuk menambah poin ke skor tim mereka.

Kegiatan semacam ini mengajarkan pada siswa untuk terfokus pada suatu materi atau objek  dan mengukur kecakapan siswa dalam memecahkan masalah dan hanya mengandalkan kerjasama tim. Sekaligus mengenalkan mereka bahwa memecahkan masalah secara bersama – sama merupakan suatu keuntungan yang bisa mereka dapatkan tanpa memandang latar belakang atau etnis dari tiap – tiap anggota kelompok.

STAD dan TGT telah digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari matematika hingga seni bahasa hingga studi sosial, dan telah digunakan dari kelas dua sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Model pembelajaran STAD paling tepat untuk mengajarkan tujuan yang terdefinisi dengan baik dengan jawaban tunggal yang tepat, seperti perhitungan dan aplikasi matematika, penggunaan bahasa dan mekanika, geografi dan keterampilan peta, serta fakta dan konsep sains. Namun, itu dapat dengan mudah diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang kurang terdefinisi dengan memasukkan penilaian yang lebih terbuka, seperti esai atau pertunjukan.

Kelemahan Model Pembelajaran STAD

Namun model pembelajaran STAD juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama bagi siswa, sehingga dirasakan cukup sulit untuk mencapai target kurikulum.

Selain itu menyebabkan banyak dari guru yang cenderung lambat dalam mengimplementasikan pengejarannya dikelas karena faktor waktu tersebut umumnya guru kurang bergairah untuk menggunakan pembelajaran kooperatif. Keterampilan khusus guru menjadi hal yang fundamental dalam menerapkan model pembelajaran STAD ini sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.  Dan yang terpenting harus menumbuhkan sifat khusus dari tuntutan siswa agar bisa lebih mudah dalam beradaptasi pada pengajaran model pembelajaran STAD ini, seperti sifat cinta untuk bekerja bersama.

Demikian beberapa hal penting terkait model pembelajaran STAD yang sekiranya bisa memberikan sedikit referensi dan wawasan terkait model pembelajaran alternative yang bisa Anda gunakan selaku tenaga pengajar. Semoga bermanfaat dan salam pendidikan!