Belajar Dari Bupati Purwakarta, Menanamkan konsep Keberagaman Agama
Dedy Mulyadi dan Kiai Ma'ruf Amin dalam meresmikan program penguatan pendidikan karakter 23/2/2017 |
Gameseducationary – Melihat situasi yang saat ini sedang memanas karena kontestasi Pilkada yang di bumbui propaganda SARA, banyak dari berbagai masyarakat yang sibuk terlibat perdebatan yang berujung saling menghina etnis bahkan agama. Hal semacam itu sudah bisa dikatakan ancaman internal Negara yang bisa mengganggu stabilitas keutuhan NKRI yang notabene Negara dengan berbagai etnis dan agama. Kondisi seperti ini mencangkup semua kalangan termasuk kalangan dunia pendidikan di berbagai jenjang. Jika kita melihat fenomena 411, dan 212 lalu banyak kita temukan anak – anak yang lebih memilih demo dibanding mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Hal itu tentunya sangat mencoreng citra pendidikan yang teledor membimbing calon generasi bangsa dalam proses pembentukan karakter dan penanaman ilmu di sekolah.
Tidak tinggal diam dalam
menghadapi situasi seperti itu, Bupati Purwakarta, Dedy Mulyadi membuat inovasi
dalam memberikan kurikulum tambahan di tiap – tiap sekolah di Kabupaten
Purwakarta, khususnya kurikulum mengenai keagamaan. Dilansir dari laman akun
fanspage di facebook, tertanggal 23 Februari 2017 Dedy memposting kegiatannya dalam rangka peluncuran
program penguatan pendidikan karakter melalui pembelajaran kitab kuning dan
kitab keagamaan lain di sekolah. Kitab kuning merupakan rujukan kitab-kitab tradisional yang berisi
pelajaran-pelajaran agama islam (diraasah al-islamiyyah) yang diajarkan pada
Pondok-pondok Pesantren, mulai dari fiqh, aqidah, akhlaq/tasawuf, tata bahasa
arab (`ilmu nahwu dan `ilmu sharf), hadits, tafsir, `ulumul qur'aan, hingga
pada ilmu sosial dan kemasyarakatan (mu`amalah). Peluncuran program tersebut
juga disaksikan dan diresmikan langsung oleh Kiai Ma'ruf Amin sebagai Rois 'Aam
Nahdhatul Ulama dan menyebutnya sebagai percontohan dalam upaya pembentukan
karakter pelajar. Program ini merupakan program jangka panjang yang diharapkan
dapat membentuk karakter siswa yang berintelektulitas dalam berwawasan dan religius
dalam pengimplementasian beragama. Yang terlebih penting adalah program ini
juga sebagai acuan dan motor penggerak dalam membentuk generasi yang dinamis
dan toleran sesuai falsafah Islam sendiri yaitu rahmatan lil alamin atau Islam
sebagai berkah bagi semua makhluk.
Secara teknis, program
tersebut diberikan ditiap – tiap jenjang mulai dari SD hingga SMA. Program
pengkajian kitab keagamaan ini merupakan bagian dari pendidikan berkarakter.
Untuk umat muslim, selain pelajaran agama akan mempelajari kitab kuning.
Sementara bagi siswa non
muslim akan mempelajari kitab di agamanya masing-masing oleh guru yang direkrut
Pemkab Purwakarta.
Semoga dengan artikel ini
bisa menginpirasi para guru untuk lebih mengutamakan pendidikan dibanding
kegiatan – kegiatan yang bisa mengikis potensi akademis generasi bangsa yang
kelak akan berguna untuk jati diri bangsa dan kemajuan Negara. Salam perubahan
pendidikan.
Sumber: Fanspage Facebook Kang Dedy Mulyadi
: Kompas
: Kompas
Comments
Post a Comment