Hukuman Mendidik Efektif Untuk Siswa
Gambar Ilustrasi Hukuman Mendidik Efektif Untuk Siswa |
Melihat judul diatas tentunya terlintas di benak kita mengenai
beberapa peristiwa yang pada tahun 2016 lalu sempat membuat viral jagat dunia
maya dengan berbagai kasus guru yang di tangkap Polisi karena aduan murid yang
merasa hukuman yang diberikan oleh guru terlalu berat. Tidak sedikit pula
hukuman yang di praktekkan di sebagian besar sistem di tiap – tiap sekolah
memberikan beban psikis bagi siswa itu sendiri baik secara verbal maupun fisik.
Sebenarnya tujuan pemberian hukuman atau konsekwensi dari
apa yang menyimpang dari peraturan yang berlaku adalah untuk melatih
kedisiplinan. Ketika seseorang sudah disiplin, kecil kemungkinan mereka
melakukan penyimpangan peraturan kembali. Yang jadi masalah, apakah penanaman
kedisiplinan harus melalui proses hukuman? Kalau iya mengapa kasus yang
tertulis pada paragraph pertama bisa terjadi? Jika kita pernah menonton film
The Karate Kid, di situ kita bisa melihat kata – kata bijak yang berbunyi, “Tidak
ada murid yang buruk, melainkan guru yang buruk” jika kita bisa mendefinisikan
kalimat tersebut, seorang guru adalah adalah role model bagi setiap murid,
murid bisa mencontoh apapun yang dilakukan gurunya, termasuk dalam memberikan
hukuman yang dialami yang suatu saat akan dipraktekkan murid yang mengalaminya.
Melalui artikel ini, gameseducationary akan sedikit memberikan
inspirasi mengenai bagaimana hukuman mendidik yang efektif untuk siswa yang
benar – benar merubah sikap siswa menjadi pribadi yang mengutamakan
kedisiplinan dan menghormati peraturan yang berlaku di tiap – tiap lingkungan.
Melakukan penanaman disiplin positif
Dalam prakteknya, penanaman disiplin positif adalah dengan
memberikan pengajaran dan petunjuk bagaimana konsekwensi dari tiap – tiap pelanggaran,
bisa berdampak buruk kepada setiap pelaku pelanggaran. Contoh dalam dunia kerja
yang menuntut setiap karyawan wajib hadir sebelum pukul 8.00 untuk mengikuti
rapat, namun hal itu bisa saja batal dan gagal karena indisipliner dari salah
satu peserta rapat yang telat hadir sehingga membuat partner bisnis menerima
kesan ketidakseriusan untuk menjalani bisnis. Jadi peran guru disini adalah
menanamkan pemahaman bagaimana akibat dari ketidakdisiplinan dari berbagai
kasus, tentunya harus disesuaikan dengan karakter siswa. Dalam proses doktrin
penanaman disiplin positif tersebut, tentunya kualitas guru disini sedang di
uji dalam memanage kesabaran, penyesuaian waktu, dan kemampuan pemecahan
masalah.
Pemberian hukuman yang konstruktif
Pemberian hukuman harus lekat dengan penanaman disiplin
positif diatas, untuk mengimplementasikan kedua hal yang saling terikat
tersebut tentunya guru harus paham dulu mengenai konsep pemberian hukuman harus didasari
dengan pelatihan kedisiplinan. Hukuman tidak melulu dengan penanaman rasa
takut, ancaman, atau intimidasi melainkan harus membangun, memotivasi, dan berempati.
Dalam memberikan hukuman yang membangun
setiap siswa harus melakukan hal yang bisa membuat dirinya mampu menyelesaikan
soal yang diberikan oleh guru (contoh melakukan push up sambil menjawab soal
matematika, selain sehat siswa juga dilatih memecahkan masalah dalam berbagai
tekanan), memotivasi yang dimaksud adalah memberikan sebuah gambaran dari hasil
kedisplinan yang akan dipakai diberbagai kegiatan di masa mendatang (contoh
setiap orang sukses pasti menghargai waktu dan selalu menaati peraturan, dengan
hal ini siswa diharapkan dapat termotivasi dengan doktrin yang membangun
tersebut) tentunya ini juga dibutuhkan kecerdasan guru dalam berkomunikasi
dengan muridnya yang terdiri dari berbagai karakter, dan yang terakhir adalah
berempati yaitu ikut merasakan bagaimana sulitnya kehidupan orang – orang yang
sulit dimasa tuanya ketika masa mudanya merasa kedisiplinan adalah hal yang
tidak dianggap penting, dengan hal ini diharapkan murid – murid bisa
memanfaatkan masa mudanya dengan mengutamakan kedisiplinan.
Semua guru dan orangtua murid mendisiplinkan anak anak
mereka dengan mengajarkan kepada mereka cara cara yang tepat untuk berlaku
.Akan tetapi , disiplin banyak diartikan oleh beberapa orangtua yaitu
menghentikan kebiasaan mereka. Disiplin berasal dari kata latin disciplina ,
yang berarti instruksi ataupun mengajar untuk memperbaiki , memperkuat , atau
sempurna. Tentu saja , pemimpin model ini adalah ide ide atau prinsip prinsip
untuk diikuti .Para murid menghormati dan memelihara kebutuhan guru. Jika orang
tua ingin anak anak mereka sedemikian peduli dengan cara yang tepat ,
mereka harus memperlihatkan kepada mereka bagaimana melakukannya .Tujuan akhir
dari semua ilmu disiplin adalah untuk memiliki anak yang berpihak pada tanggung
jawab mereka sendiri.
Demikianlah artikel mengenai bagaimana memberikan hukuman
mendidik yang efektif untuk siswa, semoga dengan artikel ini, banyak guru yang
terinspirasi dengan menerapkan pola hukuman yang konstruktif dari hanya sekedar
menimbulkan efek jera. Terimakasih sudah berkunjung dan nantikan artikel
inspiratif seputar dunia pendidikan di gamesducationary selanjutnya. Salam
perubahan pendidikan!
Sumber: Interventioncentral
Education
Comments
Post a Comment