Menguji Efektivitas PLS
Diagram PLS |
Gameseducationary
– Tanggal 18 Juli kemarin merupakan hari bersejarah bagi anak – anak yang baru
menikmati lingkungan baru di Sekolah. Hari itu adalah hari dimana mereka
menikmati masa – masa anak – anak, remaja untuk proses menuju kedewasaan. Lain
dulu, lain sekarang dimana kita sering melihat fenomena yang sudah akrab dimata
dan telinga kita bahwa hari pertama sekolah identik dengan perpeloncoan. MOS
atau Masa Orientasi Sekolah adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh senior di
tiap – tiap sekolah kepada juniornya untuk mengarahkan mereka kepada segala
sesuatu hal yang berkaitan dengan lingkungan sekolah serta kegiatan di sekolah.
Namun, esensi MOS sering di melencengkan sebagai ajang untuk melakukan tindakan
bullyng yang sama sekali tidak
berkaitan dengan orientasi sekolah.
Oleh
karena itu, Kementerian pendidikan dan kebudayaan merubah stigma MOS ke hal
yang lebih positif dengan memperbaharui stigma orientasi menjadi pengenalan
melalui PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah). MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan
menerbitkan regulasi pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru tahun ajaran
2016-2017 (Permendikbud No. 18, 2016).
Pengenalan lingkungan sekolah adalah kegiatan awal masuk sekolah untuk
memperkenalkan: program, sarana - prasarana sekolah, dan arah belajar, serta
menanamkan konsep pengenalan diri dan pembinaan awal kultur Sekolah (Pasal
1:2). Maka dengan hal ini pemberlakukan Permendikbud no 18 tahun 2016 tentang kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru
(MOS) menurut Permendikbud no 55, 2015, dicabut.
Maka
dengan dikeluarkannya Permendikbud No. 18 tahun 2016 tersebut, kegiatan –
kegiatan yang terindikasi melakukan perpeloncoan akan ditindak tegas. Pada
artikel sebelumnya sudah diinformasikan nomor pengaduan yang dikeluarkan oleh
Kemendikbud agar siapa saja yang melihat ada kegiatan perpeloncoan bisa
dilaporkan ke nomor yang sudah disediakan Kemendikbud (Baca: Kemendikbud Merilis Nomor Pengaduan Tindak kekerasan di Sekolah)
Diharapkan
dengan dikeluarkannya Permendikbud ini, wajah pendidikan kita menjadi kembali
kepada arti dari pendidikan yang mengajar,
belajar, dan terpelajar.
Sumber :Pontianakpost
Comments
Post a Comment