Pengusulan Alokasi Anggaran Pendidikan Untuk Pelatihan Kerja
Alokasi Dana Pendidikan |
Di lansir dari News.Okezone.Com, anggaran pendidikan
sebesar 20 persen dana APBN, telah disepakati
pemerintah untuk dialokasikan ke sektor
ketenagakerjaan.
Hal itu diusulkan oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif
Dhakiri, yang dimana menurut beliau pembagian porsi pendanaan tersebut guna
mengatasi permasalahan banyaknya penduduk usia produktif saat ini yang hanya
berpendidikan rendah. Menurut catatannya, sekitar 68 persen dari total penduduk
usia kerja hanya mengenyam pendidikan SD dan SMP. Ada dua cara yang menurutnya
dapat mengatasi hal tersebut yang harus dilakukan secara, yakni mendorong
pembangunan edukasi vokasi dan pelatihan vokasi. Namun saat ini upaya tersebut
justru berat sebelah dengan hanya fokus mendorong edukasi vokasi dengan
mendirikan sekolah perguruan tinggi.
"Edukasi itu memang harus digenjot. Tapi selama ini
kita keliru, yang didorong pembangunan SMA, D-1, D-2, S-1, S-2, tapi vocational
training-nya tidak digenjot," tambahnya.
Menurut Hanif, masifnya pembangunan sekolah-sekolah
tinggi sedikit mubazir. Pasalnya 68 persen usia produktif hanya memiliki ijazah
SD dan SMA. Sementara syarat untuk masuk perguruan tinggi harus memiliki ijazah
setara SMA.
"Bangun sekolah tinggi seperti politeknik itu juga
percuma. Karena syarat masuknya itu SMA atau sederajat. Maka harus didorong BLK
(balai latihan kerja). BLK ini bisa menjadi jembatan dari 68 persen angkatan
kerja yang lulusan SD dan SMP itu," pungkasnya.
Comments
Post a Comment